Why Is Everything So Heavy?
Rumah Sejuta Martabak
Yogyakarta City, Indonesia
Judul : Heavy (featuring Kiiara)Penyanyi : Linkin ParkDurasi : 2 menit 49 detikAlbum : One More Light
Ada
tiga hal yang gue rasain ketika tau Linkin Park akhirnya ngeluarin single baru lagi di awal 2017 berjudul
Heavy yang akan disusul dengan album baru berjudul One More Light sebentar
lagi. Pertama, gue langsung cari tau siapa itu Kiiara.
“Kiiara adalah nama beken dari seorang Kiara Saulters, seorang penyanyi dan penulis lagu kelahiran Wilmington, Illinois, Amerika Serikat pada 24 Mei 1995 silam. Genre musik yang sering dibawakannya sama persis dengan genre musik yang sedang diusung Linkin Park beberapa tahun belakangan ini; elektro-pop yang kadang nge-rap.” – Wikipedia, edit dikit.
Kedua,
gue seneng banget karena sudah lama rindu dengan lagu-lagu Linkin Park, dan
sejak single Heavy dirilis mereka jadi semakin sering aktif di media sosial. Ketiga,
gue cukup sedih setelah tau ternyata banyak yang kecewa dengan single terbaru
Mike Shinoda dkk. ini. Katanya, Linkin Park sekarang bukan lagi Linkin Park
yang dulu.
Ya
iyalah! Dulu kan namanya Xero terus ganti jadi Hybrid Theory baru jadi Linkin
Park.
Nggak
sedikit fans yang melampiaskan kekecewaan mereka di kolom komentar video lagu
Heavy featuring Kiiara di YouTube. Katanya, Linkin Park sekarang sudah
benar-benar berubah, dari yang biasanya menelurkan lagu-lagu beat atau heavy dalam arti sesungguhnya di dalam bermusik, sekarang jadi
sangat slow dan nge-pop.
“Menye-menye,” komentar salah seorang fans yang setelah gue stalking ternyata nggak berasal dari
Indonesia.
Kalau
mau ngelihat sedikit jauh ke belakang, sebenarnya Linkin Park udah nggak lagi
di jalurnya sejak album Minutes to Midnight, tapi belum banyak yang nyadar aja.
Gue juga baru sadar setelah dengerin lagi lagu-lagu dari album-album sebelumnya
dan membandingkannya dengan lagu-lagu di Hybrid Theory dan Meteora. Jati musik
Linkin Park yang sesungguhnya, menurut gue, ada di dua album pertama itu.
Setelahnya, di album Minutes to Midnight dan A Thousand Suns mungkin masih bisa dimaklumi karena mereka sendiri pernah menyatakan lewat Chester Bennington dan Mike Shinoda kalau mereka sedang bereksperimen dan mencoba menantang diri dengan genre musik yang tidak biasa dan benar-benar berbeda. Hasilnya emang beda dan lebih fresh, tapi gue merasa eksperimen mereka gagal di album Living Things. Barulah di album berikutnya, The Hunting Party mereka mulai agak mendingan karena beberapa lagu segenre dengan lagu-lagu di album Minutes to Midnight dan A Thousand Suns. Memang masih jauh untuk kembali ke jaman Meteora dan Hybrid Theory. Lagi pula, IMO, kalau tahun 2017 dan mereka masih mengusung tema musik tahun 2000 sepertinya memang susah.
Setelahnya, di album Minutes to Midnight dan A Thousand Suns mungkin masih bisa dimaklumi karena mereka sendiri pernah menyatakan lewat Chester Bennington dan Mike Shinoda kalau mereka sedang bereksperimen dan mencoba menantang diri dengan genre musik yang tidak biasa dan benar-benar berbeda. Hasilnya emang beda dan lebih fresh, tapi gue merasa eksperimen mereka gagal di album Living Things. Barulah di album berikutnya, The Hunting Party mereka mulai agak mendingan karena beberapa lagu segenre dengan lagu-lagu di album Minutes to Midnight dan A Thousand Suns. Memang masih jauh untuk kembali ke jaman Meteora dan Hybrid Theory. Lagi pula, IMO, kalau tahun 2017 dan mereka masih mengusung tema musik tahun 2000 sepertinya memang susah.
Lalu,
ketika mendengar lagu Heavy featuring Kiiara, sebagai penyuka musik lama Linkin
Park, gue juga cukup kecewa dengan lagu barunya ini meski nggak sampe ngetwit, “Ya Allah Tuhan YME. Linkin Park kok jadi
begini. Juru fitnah dan penyebar howaks berkuasa dan merajalela. Kapan rakyat
& yg lemah menang?” karena nggak nyambung. Tapi sebagai penikmat musik
(yang ngaku-ngaku) kekinian, Heavy ini enak banget dan bisa diterima banyak
telinga dari berbagai kalangan. Apa pun profesi Anda, tidak masalah, yang
penting Anda punya impian dan mau memperjuangkan impian Anda. Bergabunglah ber…
wait… ini materi tulisan untuk blog
di sebelah.
Maap.
Yang
gue sayangkan dari Heavy sebagai single pembuka untuk album ketujuh Linkin Park
ini cuma satu: durasinya kurang panjang. Padahal gue berharap durasinya paling
nggak sepanjang lagu A Thousand Suns di album A Thousand Suns. Dan juga, di
awal lagu memang terlalu lambat dan alunan musik pengiringnya sangat kurang,
tapi begitu mendekati chorus, semuanya jadi berubah dan gue langsung bisa
manggut-manggut dengernya. Setelah itu, di lirik yang sama dengan selipan keyboard
dan tabuhan drum Rob Bourdon yang khas, Heavy jadi lebih hidup dan semakin bisa
dinikmati. Enak. Sedap. Pas. Mantap. Dahsyat. Inbox. Eat Bulaga. #LHA
Dan
yang paling penting sebenarnya adalah, suara serak-serak mantap khas Chester
Bennington yang terakhir kali gue denger cukup lama (salah satu hal yang bikin
gue jatuh cinta sama Linkin Park) di lagu The Little Things Give You Away.